Rabu, 21 November 2012


PARADIGMA BARU MENGENAI SAINS DAN TEKNOLOGI
          Paradigma yang dimaksud adalah cara pandang terhadap sains-teknologi
          Studi sains-teknologi menjadi bagian dari studi Islam (ontologi, epistemologi, dan aksiologi)
          Paradigma ini tidak lagi memisahkan sains-teknologi dalam posisi yang diametral dengan agama, tetapi sains-teknologi bagian dari agama.

Ontologi Sains dan Teknologi

                                Ontology adalah teori tentang “ada”,yakni tentang apa yang dipikirkan, yang kemudian menjadi objek pemikiran.
Secara ontologis ilmu pengetahuan membatasi diri hanya pada kejadian yang bersifat rasional dan empiris. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan mempelajari gejala dan peristiwa yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia berdasarkan objek penelitian (riset). Objek tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji (testability) oleh panca indra manusia.
Paradigma keilmuan integrasi – interkoneksi merupakan upaya kreatif dalam membentuk ruang untuk saling bertegur sapa dan saling berkaitan antar disiplin ilmu yang bersifat dikotomis. Hal ini dikarenakan bahwa illmu pada dasarnya merupakan rangkaian pengetahuan yang terakumulasi dalam satu sistem tertentu menjadi sebuah bangunan keilmuan.
Bahwa secara ontologis, untuk memahami Allah SWT, dapat dilakukan melalui ayat-ayat qauliyyah dan kauniyyah. Mengintegrasikan kembali ayat-ayat ilahiyah dengan ayat-ayat kauniyah(alam semesta) sebab alam merupakan ayat-ayat dan manifestasi sifat-sifat tuhan.Ayat-ayat ilahiyah dipelajari dalam religious sciences sebagaimana yang telah berjalan selama ini, akan tetapi tidak boleh dipisahkan dengan ayat-ayat kauniyah sebagaimana dalam ilmu-ilmu modern. Jadi pengetahuan yang dicapai melalui ilmu-ilmu modern semakin tersingkap tabir rahasia tanda-tanda kekuasaan tuhan dan keberadaanya.Ini sejalan dengan harapan nabi saw agar kita tidak tambah ilmu pengetahuan kita kecuali makin mendapat petunjuk atas kebenaran nilai-nilai ketuhanan atau teologis. Lebih dari 750 ayat al-Qur’an membahas tentang fenomena alam

Epistemologi Sains-Teknologi

                                Epistemology ( teori pengetahuan / teory of knowladge) merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia atau dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajri asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya validitas pengetahuan.
                Paradigma epistimologi keilmuan dipahami sebagai adanya bentuk pembongkaran teori ilmu pengetahuan dengan memunculkan teori baru .
   Pengembangan sains-teknologi dalam Islam
Tradisi bayani mengasumsikan pemikiran bahwa benar dan salah suatu pentingnya penyegaran kembali pemahaman islam, dalam menggugat tradisi : pergulatan pemikiran anak muda nu, Ed. Suhairi Mishrawi, (Jakarta:kompas, 2004), hlm. 64 )
               Saintis dan teknokrat muslim  harus menjadikan teks al-qur’an dan al-sunnah sebagai sumber inspirasi
              Al-Qur’an dan al-Sunnah tidak boleh hanya dikaji secara literal, sebab konteks ayat/hadits tentang fenomena alam yang terdapat dalam al-Qur’an dan al Hadits cenderung menggambarkan kondisi masyarakat Arab


IRFANI dan BURHANI
1.       Paradigma ‘irfani
Pola fikir irfani bersumberkan pada pengalaman keberagaman seseorang. Pengalaman keberagaman seseorang merupakan suatu hal yang otentik dan bersifat langsung tanpa menunggu datangnya teks. Ia dimiliki oleh semua golongan umat beragama apapun, tradisi epistemology ini bertentangan dengan tradisi yang berkembang saat ini (bayani) ynag bersifat normative, yang menekankan tentang pentingnya teks sebagai sumber kebenaran.
Oleh karena itu titik tekan pada makna, esoteric yang berpangkal pada pengalaman keberagaman diberikan bobot yanglebih dari pada makna eksoterik atau lahir.  
          terkait dengan sikap dan aspek esoterik saintis dalam mensikapi suatu fenomena alam
          Sains tidak boleh untuk dirinya sendiri
          ada misi kekhalifahan manusia di bumi
          kajian sains dan teknologi tidak boleh merusak alam

2.       BURHANI
Saintis dan teknokrat muslim harus membiasakan diri melakukan perenungan, pengamatan, verifikasi, eksplorasi dan eksperimen tentang fenomena alam di sekitarnya

METODE ILMIAH
Berdasarkan perspektif paradigma  integrasi- interkoneksi , bahwa setiap disiplin ilmu mempunyai karakteristik tersendiri yang unik untuk membedakan dan selalu melengkapi dengan disiplin ilmu yang lain. Paradigma tersebut dibangun dengan menggunakan metode dan pendekatan (approach) ilmiah, yang dimaksudkan untuk membentuk ruang dialog antar berbagai macam disiplin keilmuan yang bersifat dikotomis.

Aksiologi Sains-Teknologi
                                Aksiologi adalah teori tentang nilai yang membahas tentang manfaat, kegunaan maupun fungsi dari objek yang dipikirkan dalam ilmu tadi. Artinya nilai disini yang pertama nilai jasmani yaitu nilai yang terdiri atas nilai hidup, nilai nikmat dan nilai guna. Yang kedua nilai rohani yaitu nilai yang terdiri dari nilai intelek, nilai estetika, nilai etika, dan nilai religi.
Sains-teknologi harus dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sains-teknologi harus bisa mencerminkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘aalamiin).

Kebijakan pemerintah yang pro pengembangan sains-teknologi
          Politik
          KEBIJAKAN
          Implementasi
          PENDIDIKAN


Referensi :
Nama  peneliti: istikomah fadillah jurusan aqidah dan filsafat fak. Ushul 2008, tema : pendekatan normative dan historitas dalam studi islam menurut pemikiran amin andullah.
Tujuan penelitian : mendeskripsikan tntang hubgn tmbal balik antra pndektan nrmtvitas dn hstorisitas dlm studi islam, mndskripsikan pndgn amin abdllh trhdp pndktn nrmtvtas dn hstrisitas dlm studi islam

Assegaf,Rahman.2005.Studi Islam Kontekstual Elaborasi Paradigma Baru Muslim Kaffah.Yogyakarta:Gama Media